Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung
autisme. Diagnosa yang paling tepat adalah dengan cara seksama mengamati
perlilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat
perkembangannya. Dikarenakan banyaknya perilaku autisme juga disebabkan
oleh adanya kelainan kelainan lain (bukan autis) sehingga tes klinis
dapat pula dilakukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain
tersebut.
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini
banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah
dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli
neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa,
ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme. Dokter
ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan /
training mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa
autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi profesional keliru
melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan
diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada
kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang
secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.
Hasil
pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari
kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai
kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan
keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat
terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku,
gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang
lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul
secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk
membedakan antara autisme dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang
akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan
terapi yang tepat.
Seperti apakah anak yang terkena autisme?
Sejak
lahir sampai dengan umur 24 - 30 bulan anak anak yang terkena autisme
umumnya terlihat normal. Setelah itu orang tua mulai melihat perubahan
seperti keterlambatan berbicara, bermain dan berteman (bersosialisasi).
Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak.
Kemampuan dan perilaku dibawah ini adalah beberapa kelainan yang
disebabkan oleh autisme.
Komunikasi:
Kemampuan
berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat
berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang
lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan
hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat.
Bersosialisasi (berteman)
Lebih
banyak menghabiskan waktunya sendiri daripada dengan orang lain. Tidak
tertarik untuk berteman. Tidak bereaksi terhadap isyarat isyarat dalam
bersosialisasi atau berteman seperti misalnya tidak menatap mata lawan
bicaranya atau tersenyum.
Kelainan penginderaan
Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
Bermain
Tidak
spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak
dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang
bersifat pura pura.
Perilaku
Dapat menjadi sangat
hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk
akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas
ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat
agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah
rutinitas sehari hari.
kembali keatas
Mitos mengenai Autisme
Mitos-1 : Anak dengan kelainan autisme tidak pernah memandang mata lawan bicara-nya.
Banyak
anak penyandang autisme ternyata dapat melakukan kontak mata tapi
kontak mata tersebut mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang lebih
singkat dan sedikit berbeda dengan anak anak yang normal. Banyak
diantaranya dapat bertatap muka, tersenyum dan meng-ekspresikan
komunikasi non-verbal (bahasa tubuh) dengan baik.
Mitos-2 : Anak dengan kelainan autisme adalah anak jenius
Mitos
yang menyatakan didalam anak penyandang autis tersembunyi kemampuan
jenius mungkin dapat terjadi karena berbedanya kemampuan yang
di-tunjukkan oleh anak penyandang autisme. Mereka dapat menunjukkan
kemampuan fisik yang baik tetapi tidak dapat berbicara. Seorang anak
autis dapat mengingat tanggal ulang tahun dari semua teman sekelasnya
akan tetapi mengalami kesulitan kapan harus menggunakan kata 'kamu' atau
'saya'. Anak autis dapat membaca dengan artikulasi yang baik tetapi
tidak dapat mengerti apa yang baru mereka baca. Anak autis dapat
mempunyai IQ yang sangat tinggi. Sebagian besar anak autis menunjukkan
keterlambatan dalam beberapa hal yang menggunakan ataupun memerlukan
proses mental. Persentasi anak autis yang mempunyai intelegensi diatas
normal ataupun dibawah normal adalah sangat kecil.
Mitos-3 : Anak dengan kelainan autisme tidak berbicara
Banyak
anak penyandang autis dapat mempunyai kemampuan berbahasa dengan baik.
Sebagian besar dari mereka dapat berkomunikasi dengan menggunakan
simbol, gambar, komputer ataupun peralatan elektronik.
Mitos-4 : Anak dengan kelainan autisme tidak dapat menunjukkan kasih sayang
Barangkali
mitos yang paling berlebihan adalah menganggap anak penyandang autisme
tidak dapat menerima ataupun memberikan kasih sayang. Kita mengetahui
bahwa stimulasi sensor anak autis diproses dengan cara yang berbeda
dengan anak normal sehingga mengakibatkan anak autis mengalami kesulitan
dalam meng-ekspresikan kasih sayang dengan cara yang lazim dilakukan
oleh anak normal. Anak autis dapat memberikan dan menerima kasih sayang
dengan cara mereka sendiri, kadangkala anggota keluarga ataupun teman
mereka harus sabar menunggu dan belajar untuk dapat mengerti dan
menghargai kemampuan anak autis yang terbatas dalam berhubungan dengan
orang lain.
Mitos - mitos lainnya :
Autisme adalah akibat salah asuhan orang tua
Anak autis adalah anak yang tidak disiplin dan tidak dapat diatur dan ini hanyalah kelainan perilaku.
Kebanyakan
orang autis berpendidikan dan ahli terkemuka dalam bidang ilmu
pengetahuan dan bidang lainnya seperti digambarkan dengan sangat bagus
dalam film 'Rain Man' yang diperankan oleh Dustin Hoffman.
1. Anak autis adalah anak anak tanpa perasaan dan emosi
2. Anak autis tidak menyukai daya tarik fisik
3. Anak autis tidak tersenyum
4. Anak Autis tidak menginginkan teman
5. Anak autis dapat berbicara jika mereka mau
6. Autisme adalah ketidak mampuan emosional
dikutip: http://puterakembara.org/archives8/00000002.shtml
No comments:
Post a Comment