suatu yang tidak akan saya bisa hidup seperti sampai saat ini, selalu terinspirasi oleh pengalaman
Wednesday 17 October 2012
Kenali Kesulitan Belajar Anak Sejak Dini
Anak yang mengalami kesulitan belajar adalah anak yang memiliki ganguan satu atau lebih dari proses dasar yang mencakup pemahaman penggunaan bahasa lisan atau tulisan, gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kemampuan yang tidak sempurna dalam mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau menghitung.
Batasan tersebut meliputi kondisi-kondisi seperti gangguan perceptual, luka pada otak, diseleksia dan afasia perkembangan. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kita dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajarnya dengan lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya mengalami berbagai kesulitan.
Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya.
Kesulitan belajar siswa mencakup pengertian yang luas, diantaranya : (a) learning disorder; (b) learning disfunction; (c) underachiever; (d) slow learner, dan (e) learning diasbilities. Di bawah ini akan dijelaskan dari masing-masing pengertian tersebut.
1. Learning Disorder atau kekacauan belajar adalah keadaan dimana proses belajar seseorang terganggu karena timbulnya respons yang bertentangan. Pada dasarnya, yang mengalami kekacauan belajar, potensi dasarnya tidak dirugikan, akan tetapi belajarnya terganggu atau terhambat oleh adanya respons-respons yang bertentangan, sehingga hasil belajar yang dicapainya lebih rendah dari potensi yang dimilikinya. Contoh : siswa yang sudah terbiasa dengan olah raga keras seperti karate, tinju dan sejenisnya, mungkin akan mengalami kesulitan dalam belajar menari yang menuntut gerakan lemah-gemulai.
2. Learning Disfunction merupakan gejala dimana proses belajar yang dilakukan siswa tidak berfungsi dengan baik, meskipun sebenarnya siswa tersebut tidak menunjukkan adanya subnormalitas mental, gangguan alat dria, atau gangguan psikologis lainnya. Contoh : siswa yang memiliki postur tubuh yang tinggi atletis dan sangat cocok menjadi atlet bola volley, namun karena tidak pernah dilatih bermain bola volley, maka dia tidak dapat menguasai permainan volley dengan baik.
3. Under Achiever mengacu kepada siswa yang sesungguhnya memiliki tingkat potensi intelektual yang tergolong di atas normal, tetapi prestasi belajarnya tergolong rendah. Contoh : siswa yang telah dites kecerdasannya dan menunjukkan tingkat kecerdasan tergolong sangat unggul (IQ = 130 – 140), namun prestasi belajarnya biasa-biasa saja atau malah sangat rendah.
4. Slow Learner atau lambat belajar adalah siswa yang lambat dalam proses belajar, sehingga ia membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan sekelompok siswa lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.
5. Learning Disabilities atau ketidakmampuan belajar mengacu pada gejala dimana siswa tidak mampu belajar atau menghindari belajar, sehingga hasil belajar di bawah potensi intelektualnya.
Dari sedikit penjelasan diatas, dirasakan bahwa orangtua perlu mengetahui bentuk kesulitan belajar yang dialami oleh putra/puteri mereka agar lebih mengerti bentuk kesulitan yang putera/puteri mereka hadapi. Banyak orangtua yang juga bertanya dan bingung tentang pendidikan dan prestasi belajar anak, baik di sekolah maupun dirumah.
Bahkan belajar menjadi 4 golongan masalah yang biasanya terjadi pada anak kita. Pada dasarnya seorang anak memiliki 4 masalah besar yang tampak jelas di mata orang tuanya dalam kehidupannya yaitu:
1. Out of Law / Tidak taat aturan (seperti misalnya, susah belajar, susah menjalankan perintah, dsb)
2. Bad Habit / Kebiasaan jelek (misalnya, suka jajan, suka merengek, suka ngambek, dsb.)
3. Maladjustment / Penyimpangan perilaku
4. Pause Playing Delay / Masa bermain yang tertunda
Perlu diketahui juga, awalnya banyak pendapat yang menyatakan keberhasilan anak dan pendidikan anak sangat tergantung pada IQ (intelligence quotient). Namun memasuki dekade 90-an pendapat itu mulai berubah. Daniel Goleman mengungkapkan bahwa keberhasilan anak sangat tergantung pada kecerdasan emosional (emotional intelligence) yang dimiliki. Jadi IQ bukanlah satu satunya yang mempengaruhi keberhasilan anak, masih ada emotional intelligence yang juga perlu diperhatikan.
Ini adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasaan serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasaan, dan mengatur suasana hati.
Dari berbagai penjelasan diatas, tentu banyak sekali tugas kita sebagai orangtua dalam mendidik anak kita baik mulai dari masa kecil mereka maupun hingga besar nantinya. Semua adalah tanggung jawab yang mulia, sebagaimana anak adalah karunia dan titipan tuhan kepada kita. Maka dari itu kita lah yang harus merawat dan memperhatikan perkembangan mereka, dan akhirnya kita pula yang akan tersenyum bahagia melihat perkembangan mereka. Marilah kita memulai belajar mengenali dan mendidik anak mulai dari sekarang.
dikutip: http://www.psikologizone.com/kenali-kesulitan-belajar-anak-sejak-dini/06511486
Teori Baru Penyebab "Down Syndrome"
Senin, 29 Maret 2010 | 11:19 WIB
Kompas/Iwan Setiyawan
Sejumlah anak penderita down syndrom dipandu melakukan lomba
lompat jauh saat mengikuti kejuaraan olahraga penyandang cacat di
Lapangan KONI Jatim di Surabaya, Rabu (26/11).
JAKARTA, KOMPAS.com — Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab pasti down syndrome atau gangguan keterbelakangan mental. Down Syndrome adalah suatu kelainan kromosom pada kromosom 21 di mana terjadi penambahan jumlah kromosom.
Kromosom manusia ada 22 pasang. Pada mereka yang terkena down syndrome, kromosom yang ke-21 ada tambahan kromosom atau perpindahan
kromosom dari tempat lain sehingga menjadi kromosom 21 plus yang
kita kenal trisomi 21.
Akibat adanya penambahan kromosom, akan terjadi gangguan pada anak. Biasanya gangguan itu pada saraf, tulang, kulit, jantung, dan fungsi pencernaan.
Pasien down syndrome ini mempunyai wajah yang khas, misalnya karena ada gangguan pada pertumbuhan tulang, maka tulang dahinya lebih datar, jembatan mata lebih datar, mata kiri dan mata kanan agak berjauhan, posisi daun telinganya lebih rendah. Yang jelas, wajahnya sangat spesifik mongolism dan mengalami retardasi mental.
Para peneliti dari Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan teori terbaru penyebab down syndrome. Disebutkan bahwa hilangnya protein di otak dalam jumlah sedikit, bukan banyak seperti yang selama ini diduga, menjelaskan mengapa terjadi down syndrome.
Para peneliti menemukan, baik pada manusia dan mencit yang menderita down syndrome, memiliki kadar protein spesifik di otak lebih sedikit dibandingkan orang yang normal. Pada uji coba pemberian obat pada mencit, ternyata berhasil mengembalikan kadar protein menjadi normal kembali.
"Kini kita sampai pada paradigma baru bahwa kita seharusnya melihat jumlah protein yang berkurang dan bukannya yang berlebihan pada otak penderita down syndrome. Ini adalah peluang untuk mengembangkan terapi target pengobatan down syndrome," kata peneliti senior Terry Elton, profesor farmakologi dari Ohio State University, AS.
Prevalensi down syndrome kira-kira 1 berbanding 700 kelahiran. Di dunia, lebih kurang ada 8 juta anak down syndrome. Di Indonesia, dari hasil survei terbaru, sudah mencapai lebih dari 300.000 orang.
Healthday NewsKromosom manusia ada 22 pasang. Pada mereka yang terkena down syndrome, kromosom yang ke-21 ada tambahan kromosom atau perpindahan
kromosom dari tempat lain sehingga menjadi kromosom 21 plus yang
kita kenal trisomi 21.
Akibat adanya penambahan kromosom, akan terjadi gangguan pada anak. Biasanya gangguan itu pada saraf, tulang, kulit, jantung, dan fungsi pencernaan.
Pasien down syndrome ini mempunyai wajah yang khas, misalnya karena ada gangguan pada pertumbuhan tulang, maka tulang dahinya lebih datar, jembatan mata lebih datar, mata kiri dan mata kanan agak berjauhan, posisi daun telinganya lebih rendah. Yang jelas, wajahnya sangat spesifik mongolism dan mengalami retardasi mental.
Para peneliti dari Amerika Serikat baru-baru ini mengungkapkan teori terbaru penyebab down syndrome. Disebutkan bahwa hilangnya protein di otak dalam jumlah sedikit, bukan banyak seperti yang selama ini diduga, menjelaskan mengapa terjadi down syndrome.
Para peneliti menemukan, baik pada manusia dan mencit yang menderita down syndrome, memiliki kadar protein spesifik di otak lebih sedikit dibandingkan orang yang normal. Pada uji coba pemberian obat pada mencit, ternyata berhasil mengembalikan kadar protein menjadi normal kembali.
"Kini kita sampai pada paradigma baru bahwa kita seharusnya melihat jumlah protein yang berkurang dan bukannya yang berlebihan pada otak penderita down syndrome. Ini adalah peluang untuk mengembangkan terapi target pengobatan down syndrome," kata peneliti senior Terry Elton, profesor farmakologi dari Ohio State University, AS.
Prevalensi down syndrome kira-kira 1 berbanding 700 kelahiran. Di dunia, lebih kurang ada 8 juta anak down syndrome. Di Indonesia, dari hasil survei terbaru, sudah mencapai lebih dari 300.000 orang.
Cerebral Palsy
Definisi Cerebral Palsy
Cerebral palsy (CP) adalah kelainan dari fungsi motor (berlawanan dengan fungsi mental) dan postural tone yang didapat pada umur yang dini, bahkan sebelum kelahiran. Tanda-tanda dan gejala-gejala dari cerebral palsy biasanya menunjukan diri pada tahun pertama kehidupan.Kelainan pada sistim motor ini adalah akibat dari luka-luka otak yang tidak progresif. Sistim motor tubuh menyediakan kemampuan untuk bergerak dan mengontrol gerakan-gerakan. Luka otak adalah segala kelainan dari struktur atau fungsi otak. "Tidak progresif" berarti bahwa luka tidak menghasilkan degenerasi otak yang terus menerus (berkelanjutan). Ia juga menyiratkan bahwa luka otak adalah akibat dari luka otak satu kali, yang tidak akan terjadi lagi. Apapun kerusakan otak yang terjadi pada saat luka adalah tingkat kerusakan untuk sisa kehidupan anak .
Cerebral palsy mempengaruhi kira-kira satu sampai tiga dari setiap seribu anak-anak yang dilahirkan. Bagaimanapun, ia adalah lebih tinggi pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan berat badan yang sangat rendah dan bayi-bayi prematur.
Dengan menarik, metode-metode perawatan yang baru yang berakibat pada angka kelangsungan hidup yang meningkat dari bayi-bayi dengan berat badan waktu lahir yang rendah dan prematur sebenarnya berakibat pada jumlah keseluruhan yang meningkat dari anak-anak dengan cerebral palsy. Teknologi-teknologi baru, bagaimanapun, tidak merubah angka dari cerebral palsy pada anak-anak yang dilahirkan dengan masa penuh dan berat badan yang normal.
Penyebab Cerebral Palsy
Istilah cerebral palsy tidak mengindikasikan penyebab atau prognosis dari anak dengan cerebral palsy. Ada banyak penyebab-penyebab yang mungkin dari cerebral palsy.Pada bayi-bayi dengan masa penuh penyebab dari cerebral palsy biasanya adalah prenatal (sebelum kelahiran) dan tidak berhubungan dengan pada kejadian-kejadian pada saat kelahiran; pada kebanyakan kejadian-kejadian ia berhubungan dengan kejadian-kejadian yang terjadi selama kehamilan ketika fetus sedang berkembang didalam kandungan ibu.
Kelahiran prematur adalah faktor risiko untuk cerebral palsy. Otak premature berada pada risiko perdarahan yang tinggi, dan ketika cukup parah, ia dapat berakibat pada cerebral palsy. Anak-anak yang dilahirkan prematur dapat juga mengembangkan keadaan pernapasan menyusahkan yang serius yang disebabkan oleh paru-paru yang belum dewasa dan berkembang dengan buruk. Ini dapat menjurus pada periode-periode dari oksigen yang berkurang yang diantarkan ke otak yang mungkin berakibat pada cerebral palsy. Proses otak yang dimengeti dengan buruk yang diamati pada beberapa bayi-bayi prematur disebut periventricular leukomalacia. Ini adalah penyakit dimana lubang-lubang terbentuk pada bahan putih dari otak bayi prematur. Bahan putih adalah perlu untuk pemrosesan yang normal dari sinyal-sinyal yang dipancarkan keseluruh otak, dan dari otak ke seluruh tubuh.
Kelainan-kelainan bahan putih diamati pada banyak kasus-kasus dari cerebral palsy. Meskipun demikian, adalah penting untuk mengenali bahwa mayoritas yang besar dari bayi-bayi prematur, bahkan yang dilahirkan sangat prematur, tidak menderita cerebral palsy. Banyak kemajuan-kemajuan pada bidang neonatology (perawatan dan studi dari persoalan-persoalan yang mempengaruhi bayi-bayi yang baru dilahirkan) yang telah meningkatkan kelangsungan hidup dari bayi-bayi yang sangat prematur.
Penyebab-penyebab penting lainnya dari cerebral palsy termasuk kecelakaan-kecelakaan dari perkembangan otak, penyakit-penyakit genetik, stroke yang disebabkan oloeh pembuluh-pembuluh darah yang abnormal atau gumpalan-gumpalan darah, atau infeksi-infeksi dari otak.
Meskipun secara luas dipercayai bahwa penyebab yang paling umum dari cerebral palsy adalah kekurangan oksigen ke otak selama kelahiran (birth asphyxia), ia sebenarnya adalah penyebab yang sangat jarang dari cerebral palsy. Jika cerebral palsy adalah akibat dari birth asphyxia, bayi hampir selalu menderita neonatal encephalopathy yang parah dengan gejala-gejala selama beberapa hari pertama kehidupannya. Gejala-gejala ini termasuk:
- serangan-serangan,
- keiritasian,
- kerlipan-kerlipan,
- persoalan-persoalan memberi makan dan pernapasan,
- kelesuan, dan
- koma tergantung pada keparahan.
Penyiksaan anak selama masa kanak-kanak dapat menyebabkan kerusakan otak yang signifikan dimana, pada gilirannya, dapat menjurus pada cerebral palsy. Penykisaan ini seringkali mengambil bentuk dari guncangan yang parah dari orangtua atau perawat yang frustrasi, yang menyebabkan hemorrhage (perdarahan) didalam atau tepat diluar otak. Untuk menambah persoalan lebih jauh, banyak anak-anak dengan kelainan-kelainan perkembangan berisiko untuk disiksa. Jadi, anak dengan cerebral palsy mungkin diperburuk secara signifikan atau bahkan dibunuh dengan kejadian tunggal dari penyiksaan.
Meskipun dengan keberagaman dari penyebab-penyebab cerebral palsy, banyak kasus-kasus menetap tanpa penyebab yang jelas. Bagaimanapun, kemampuan yang meningkat untuk melihat struktur otak dengan magnetic resonance imaging (MRI) dan CT scans serta kemampuan-kemampuan diagnostik yang diperbaiki untuk penyakit-penyakit genetik telah membuat jumlah dari kasus-kasus semacam ini jauh lebih rendah.
dikutip: http://www.totalkesehatananda.com/cerebralpalsy1.html
Sunday 14 October 2012
Cara Mendeteksi Anak Indigo
Putro Agus Harnowo - detikHealth
Rabu, 03/10/2012 16:32 WIB
Jakarta, Kemampuan anak indigo secara psikologis sudah
bisa dideteksi sejak anak usia 3 tahun. Bagaimana cara mendeteksi apakah
anak ini indigo atau tidak?
"Anak indigo seringkali menguasai berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya. Secara psikologis, anak berumur 3 tahun setelah bisa bicara dapat dideteksi kemampuan indigonya," jelas dr Erwin Kusuma SpKJ (K), psikiater dari RSPAD Gatot Subroto ketika berbincang dengan detikHealth seperti ditulis, Rabu (3/10/2012).
Secara fisik anak-anak indigo tak jauh berbeda dengan anak lainnya. Hanya batinnya saja yang lebih dewasa. Anak-anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa, sangat cerdas dan memiliki indera keenam yang sangat tajam.
Oleh karena itu, untuk dapat memahami anak indigo, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dangan memperhatikan semua faktor pada orang secara utuh dengan lingkungannya.
"Pemeriksaan anak indigo dapat dilakukan oleh dokter spesialis anak, psikiater anak, psikolog anak, pedagog atau pendidik yang telah terlatih, aura imaging dan hipnografi untuk melihat kemampuan komunikasi spiritualnya. Masing-masing pemeriksaan ini memilki aspeknya masing-masing," kata dr Erwin.
Untuk mengetahui seorang anak indigo atau tidak dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Pemeriksaan Kecerdasan
Pemeriksaan secara psikologis dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat kecerdasan anak. Anak indigo memiliki kecerdasan yang tinggi, bahkan melebihi kecerdasan rata-rata anak pada umumnya. Untuk dapat dikatakan sebagai indigo, IQ seorang anak harus lebih dari 130 poin.
2. Periksa Aura
Aura adalah energi elektromagnetic yang berputar mengelilingi tubuh. Energi ini tergambar dalam aneka warna yang beragam dan dapat dilihat melalui pemeriksaan Aura Video Station atau ESP (Extra Sensory Perception). Anak indigo memiliki aura berwarna keunguan yang merupakan representasi kondisi mental yang bersifat spiritual.
3. Membandingkan Dengan Realitas
Anak indigo sering dianggap berhalusinasi apabila melihat bayangan atau sosok yang aneh dan ganjil. Untuk memastikan keabsahanannya, bisa dicek langsung dengan realitas di lapangan.
Misalnya pada anak indigo dengan kemampuan melihat kejadian di masa depan atau precogniton, apabila perkataannya kemudian lantas benar terjadi, maka ada kemungkinan ia indigo. Jika banyak perkataannya yang ternyata terbukti, maka jelas sudah ia memiliki kemampuan indigo.
Bisa juga diperbandingkan dengan orang indigo lainnya. Apabila sama-sama memiliki bayangan atau gambaran yang sama, maka perkataannya tidak mengada-ada.
dikutip: http://health.detik.com/read/2012/10/03/162604/2053820/775/cara-mendeteksi-anak-indigo
"Anak indigo seringkali menguasai berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya. Secara psikologis, anak berumur 3 tahun setelah bisa bicara dapat dideteksi kemampuan indigonya," jelas dr Erwin Kusuma SpKJ (K), psikiater dari RSPAD Gatot Subroto ketika berbincang dengan detikHealth seperti ditulis, Rabu (3/10/2012).
Secara fisik anak-anak indigo tak jauh berbeda dengan anak lainnya. Hanya batinnya saja yang lebih dewasa. Anak-anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa, sangat cerdas dan memiliki indera keenam yang sangat tajam.
Oleh karena itu, untuk dapat memahami anak indigo, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dangan memperhatikan semua faktor pada orang secara utuh dengan lingkungannya.
"Pemeriksaan anak indigo dapat dilakukan oleh dokter spesialis anak, psikiater anak, psikolog anak, pedagog atau pendidik yang telah terlatih, aura imaging dan hipnografi untuk melihat kemampuan komunikasi spiritualnya. Masing-masing pemeriksaan ini memilki aspeknya masing-masing," kata dr Erwin.
Untuk mengetahui seorang anak indigo atau tidak dapat dilakukan dengan cara berikut:
1. Pemeriksaan Kecerdasan
Pemeriksaan secara psikologis dapat dilakukan dengan cara mengukur tingkat kecerdasan anak. Anak indigo memiliki kecerdasan yang tinggi, bahkan melebihi kecerdasan rata-rata anak pada umumnya. Untuk dapat dikatakan sebagai indigo, IQ seorang anak harus lebih dari 130 poin.
2. Periksa Aura
Aura adalah energi elektromagnetic yang berputar mengelilingi tubuh. Energi ini tergambar dalam aneka warna yang beragam dan dapat dilihat melalui pemeriksaan Aura Video Station atau ESP (Extra Sensory Perception). Anak indigo memiliki aura berwarna keunguan yang merupakan representasi kondisi mental yang bersifat spiritual.
3. Membandingkan Dengan Realitas
Anak indigo sering dianggap berhalusinasi apabila melihat bayangan atau sosok yang aneh dan ganjil. Untuk memastikan keabsahanannya, bisa dicek langsung dengan realitas di lapangan.
Misalnya pada anak indigo dengan kemampuan melihat kejadian di masa depan atau precogniton, apabila perkataannya kemudian lantas benar terjadi, maka ada kemungkinan ia indigo. Jika banyak perkataannya yang ternyata terbukti, maka jelas sudah ia memiliki kemampuan indigo.
Bisa juga diperbandingkan dengan orang indigo lainnya. Apabila sama-sama memiliki bayangan atau gambaran yang sama, maka perkataannya tidak mengada-ada.
dikutip: http://health.detik.com/read/2012/10/03/162604/2053820/775/cara-mendeteksi-anak-indigo
Ciri-Ciri Anak Indigo
Indigo
merupakan istilah bagi anak yang mempunyai kemampuan dan ciri-ciri yang
tidak biasa dibandingkan dengan anak-anak yang lain bahkan dari anak
yang lebih tua darinya. Telah banyak anak indigo yang terlahir di
seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Indigo sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti berwarna nila. Anak indigo memiliki aura tubuh yang didomonasi warna nila. Mereka juga memiliki kepekaan indera keenam atau intuisi yang sangat tajam.
Kebanyakan dari anak indigo memiliki kelebihan dengan bakat yang sangat luar biasa atau secara akademik mempunyai kepintaran di atas rata-rata bila dibandingkan teman-temannya.
Anak indigo juga mampu menunjukan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba serta tampak bijaksana untuk anak seusianya. Menurut para ahli, anak indigo adalah anak yang memiliki jiwa yang dewasa meskipun raganya masih anak-anak.
Istilah indigo pertama kali diungkap oleh Nancy Ann Tappe, seorang cenayang pada sekitar tahun 1970-an. Nancy Ann mengaku memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang. Anak yang memiliki aura indigo (berwarna nila) mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lain.
Berikut ini ciri-ciri anak indigo:
Indigo sendiri berasal dari bahasa Spanyol yang berarti berwarna nila. Anak indigo memiliki aura tubuh yang didomonasi warna nila. Mereka juga memiliki kepekaan indera keenam atau intuisi yang sangat tajam.
Kebanyakan dari anak indigo memiliki kelebihan dengan bakat yang sangat luar biasa atau secara akademik mempunyai kepintaran di atas rata-rata bila dibandingkan teman-temannya.
Anak indigo juga mampu menunjukan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba serta tampak bijaksana untuk anak seusianya. Menurut para ahli, anak indigo adalah anak yang memiliki jiwa yang dewasa meskipun raganya masih anak-anak.
Istilah indigo pertama kali diungkap oleh Nancy Ann Tappe, seorang cenayang pada sekitar tahun 1970-an. Nancy Ann mengaku memiliki kemampuan untuk melihat aura seseorang. Anak yang memiliki aura indigo (berwarna nila) mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh anak-anak yang lain.
Berikut ini ciri-ciri anak indigo:
- Memiliki kecerdasan yang melebihi anak-anak yang lain. Rata-rata anak indigo biasanya memiliki IQ lebih dari 120.
- Lebih bijaksana, sering menasehati teman-temannya bahkan orangtuanya sendiri.
- Memiliki keinginan yang kuat tehadap sesuatu.
- Lebih sulit diatur karena mereka mempunyai cara berpikir sendiri yang terkadang sulit dipahami oleh orang lain.
- Tidak sabaran dan tidak suka bila harus menunggu.
- Tidak bisa menerima hukuman yang tanpa alasan, selalu ingin alasan yang jelas.
- Mempunyai empati yang kuat terhadap sesama, atau tidak punya empati sama sekali.
- Mudah teralihkan perhatiannya, tetapi juga mampu mengerjakan banyak hal bersamaan.
- Cenderung kreatif.
- Cepat bosan dengan tugas yang diberikan.
- Mempunyai intuisi yang tajam.
- Biasanya memiliki indera keenam yang menyebabkan mereka mengalami hal-hal yang tidak dialami oleh yang lain, misalnya dapat melihat kejadian yang belum terjadi, melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat oleh orang lain, bahkan melakukan telepati.
- Sering diidentifikasi menderita ADD (Atenttion Defisit Disorder / susah konsentrasi) atau ADHD (Attention Defisit and Hyperactive Disorder / hiperaktif).
- Mempunyai kesadaran spiritual atau mempunyai kemampuan psikis.
- Mengekspresikan kemarahan dan mempunyai masalah dengan menahan amarah.
- Mereka tampak antisosial kecuali jika mereka bersama dengan orang-orang yang sama dengan mereka.
- Sering tidak mau memberitahukan kepada orang lain tentang apa yang mereka butuhkan.
KARAKTERISTIK ANAK BERBAKAT ISTIMEWA (GIFTED CHILD)
Anak-anak
berbakat istimewa secara alami memiliki karakteristik yang khas yang
membedakannya dengan anak-anak normal. Karakteristik ini mencakup
beberapa domain penting, termasuk di dalamnya : domain
intelektual-koginitif, domain persepsi-emosi, domain motivasi dan
nilai-nilai hidup, domain aktifitas, serta domain relasi sosial. Berikut
disarikan beberapa karakteristik yang paling sering diidentifikasi
terdapat pada anak berbakat istimewa pada masing-masing domain diatas.
Namun demikian perlu dicatat bahwa tidak semua anak-anak berbakat
istimewa (gifted) selalu menunjukkan atau memiliki semua karakteristik
yang disebutkan di dalam daftar ini.
Karakteristik Intelektual-Kognitif
- Menunjukkan atau memiliki ide-ide yang orisinal, gagasan-gagasan yang tidak lazim, pikiran-pikiran kreatif.
- Mampu menghubungkan ide-ide yang nampak tidak berkaitan menjadi suatu konsep yang utuh.
- Menunjukkan kemampuan bernalar yang sangat tinggi.
- Mampu menggeneralisir suatu masalah yang rumit menjadi suatu hal yang sederhana dan mudah dipahami.
- Memiliki kecepatan yang sangat tinggi dalam memecahkan masalah.
- Menunjukkan daya imajinasi yang luar biasa.
- Memiliki perbendaharaan kosakata yang sangat kaya dan mampu mengartikulasikannya dengan baik.
- Biasanya fasih dalam berkomunikasi lisan, senang bermain atau merangkai kata-kata.
- Sangat cepat dalam memahami pembicaraan atau pelajaran yang diberikan.
- Memiliki daya ingat jangka panjang (long term memory) yang kuat.
- Mampu menangkap ide-ide abstrak dalam konsep matematika dan/atau sains.
- Memiliki kemampuan membaca yang sangat cepat.
- Banyak gagasan dan mampu menginspirasi orang lain.
- Memikirkan sesuatu secara kompleks, abstrak, dan dalam.
- Mampu memikirkan tentang beragam gagasan atau persoalan dalam waktu yang bersamaan dan cepat mengaitkan satu dengan yang lainnya.
Karakteristik Persepsi/Emosi
- Sangat peka perasaannya.
- Menunjukkan gaya bercanda atau humor yang tidak lazim (sinis, tepat sasaran dalam menertawakan sesuatu hal tapi tanpa terasa dapat menyakiti perasaan orang lain).
- Sangat perseptif dengan beragam bentuk emosi orang lain (peka dengan sesuatu yang tidak dirasakan oleh orang-orang lain).
- Memiliki perasaan yang dalam atas sesuatu.
- Peka dengan adanya perubahan kecil dalam lingkungan sekitar (suara, aroma, cahaya).
- Pada umumnya introvert.
- Memandang suatu persoalan dari berbagai macam sudut pandang.
- Sangat terbuka dengan pengalaman atau hal-hal baru
- Alaminya memiliki ketulusan hati yang lebih dalam dibanding anak lain.
Karakteristik Motivasi dan Nilai-Nilai Hidup
- Menuntut kesempurnaan dalam melakukan sesuatu (perfectionistic).
- Memiliki dan menetapkan standar yang sangat tinggi bagi diri sendiri dan orang lain.
- Memiliki rasa ingin tahu dan kepenasaran yang sangat tinggi.
- Sangat mandiri, sering merasa tidak perlu bantuan orang lain, tidak terpengaruh oleh hadiah atau pujian dari luar untuk melakukan sesuatu (self driven).
- Selalu berusaha mencari kebenaran, mempertanyakan dogma, mencari makna hidup.
- Melakukan sesuatu atas dasar nilai-nilai filsafat yang seringkali sulit dipahami orang lain.
- Senang menghadapi tantangan, pengambil risiko, menunjukkan perilaku yang dianggap “nyerempet-nyerempet bahaya” .
- Sangat peduli dengan moralitas dan nilai-nilai keadilan, kejujuran, integritas.
- Memiliki minat yang beragam dan terentang luas.
Karakteristik Aktifitas
- Punya energi yang seolah tak pernah habis, selalu aktif beraktifitas dari satu hal ke hal lain tanpa terlihat lelah.
- Sulit memulai tidur tapi cepat terbangun, waktu tidur yang lebih sedikit dibanding anak normal.
- Sangat waspada.
- Rentang perhatian yang panjang, mampu berkonsentrasi pada satu persoalan dalam waktu yang sangat lama.
- Tekun, gigih, pantang menyerah.
- Cepat bosan dengan situasi rutin, pikiran yang tidak pernah diam, selalu memunculkan hal-hal baru untuk dilakukan.
- Spontanitas yang tinggi.
Karakteristik Relasi Sosial
- Umumnya senang mempertanyakan atau menggugat sesuatu yang telah mapan.
- Sulit melakukan kompromi dengan pendapat umum.
- Merasa diri berbeda, lebih maju dibanding orang lain, merasa sendirian dalam berpikir atau pada saat merasakan suatu bentuk emosi.
- Sangat mudah jatuh iba, empatik, senang membantu.
- Lebih senang dan merasa nyaman untuk berteman atau berdiskusi dengan orang-orang yang usianya jauh lebih tua. dikutip: http://giftedindonesia.wordpress.com/2008/04/23/karakteristik-anak-berbakat-istimewa-gifted-child/
Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial.
Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Individu tunalaras biasanya menunjukan perilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di sekitarnya. Tunalaras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
Klasifikasi anak tunalaras
Secara garis besar anak tunalaras dapat diklasifikasikan menjadi anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan anak yang mengalami gangguan emosi. Sehubungan dengan itu, William M.C (1975) mengemukakan kedua klasifikasi tersebut antara lain sebagai berikut:- anak yang mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial:
- The Semi-socialize child, anak yang termasuk dalam kelompok ini dapat mengadakan hubungan sosial tetapi terbatas pada lingkungan tertentu. Misalnya: keluarga dan kelompoknya. Keadaan seperti ini datang dari lingkungan yang menganut norma-norma tersendiri, yang mana norma tersebut bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian anak selalu merasakan ada suatu masalah dengan lingkungan di luar kelompoknya.
- Children arrested at a primitive level of socialization, anak pada kelompok ini dalam perkembangan sosialnya, berhenti pada level atau tingkatan yang rendah. Mereka adalah anak yang tidak pernah mendapat bimbingan kearah sikap sosial yang benar dan terlantar dari pendidikan, sehingga ia melakukan apa saja yang dikehendakinya. Hal ini disebabkan karena tidak adanya perhatian dari orang tua yang mengakibatkan perilaku anak di kelompok ini cenderung dikuasai oleh dorongan nafsu saja. Meskipun demikian mereka masih dapat memberikan respon pada perlakuan yang ramah.
- Children with minimum socialization capacity, anak kelompok ini tidak mempunyai kemampuan sama sekali untuk belajar sikap-sikap sosial. Ini disebabkan oleh pembawaan/kelainan atau anak tidak pernah mengenal hubungan kasih sayang sehingga anak pada golongan ini banyak bersikap apatis dan egois.
- Anak yang mengalami gangguan emosi, terdiri dari:
- neurotic behavior, anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain akan tetapi mereka mempunyai masalah pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah dihinggapi perasaan sakit hati, perasaan cemas, marah, agresif dan perasaan bersalah. Di samping itu kadang mereka melakukan tindakan lain seperti mencuri dan bermusuhan. Anak seperti ini biasanya dapat dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik ini biasanya disebabkan oleh sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga adanya kesulitan belajar yang berat.
- children with psychotic processes, anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat dari keracunan, misalnya minuman keras dan obat-obatan.
- dikutip: http://id.wikipedia.org/wiki/Tunalaras
Hati Seorang Tuna Daksa
Malam telah larut, namun rasa kantuk tak kunjung tiba, sejuta galau masih menyelimuti hati Indah, mahasiswi semester akhir di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jakarta.
Kejadian hari ini sungguh membuatnya resah, seakan tak percaya bahwa ia berani mengambil keputusan yang justru sangat melukai hatinya. Entah sudah berapa kali lagu Kehilangan yang dinyanyikan Firman diputarnya … Sebuah lagu kesukaannya yang kini seakan menjadi curahan hatinya.
Masih jelas dalam ingatannya saat pertama kali tante Tina memintanya untuk menemani Doni, putra semata wayangnya.
“Hanya saat kuliahmu kosong aja kok Ndah, Tante mohon kamu mau menerima tawaran ini, Doni butuh teman, Tante pikir kamu orang yang tepat untuk dapat menjadi temannya”
Mengingat kebaikan Tante Tina yang selama ini sudah menjadi donatur tetap Panti Asuhan dimana Indah dibesarkan maka Indah pun menerima tawaran tersebut.
Apa yang dipikirkan Indah tentang Doni sangatlah berbeda dengan kenyataannya, Doni bukanlah seorang anak kecil, melainkan seorang pemuda seusianya yang menderita cerebral palsy.
Karena kemampuan ekonomi, kasih sayang dan perhatian orang tuanya yang begitu besar, Doni bisa tumbuh menjadi pribadi yang cukup mandiri meskipun Ia tetap harus menggunakan kursi roda untuk bergerak. Bahkan Doni bisa kuliah di sebuah perguruan tinggi terkenal di Karawaci, meskipun pada saat ke kampus ia tetap harus selalu ditemani seorang perawat khususnya.
Keterbatasan yang Doni miliki menjadikannya sulit untuk memiliki banyak teman, karena itulah Tante Tina meminta Indah untuk menjadi temannya.
Pada saat awal berkenalan tidak banyak yang dapat Indah lakukan, karena tidak mudah bagi Indah yang pendiam untuk cepat berakrab akrab ria dengan orang yang baru dikenalnya.
Mungkin karena kebetulan mereka mengambil jurusan yang sama, dan juga karena Indah sudah berada di semester akhir, sehingga diskusi mengenai tugas tugas kuliah Doni membuat keduanya bisa dengan cepat menyesuaikan diri.
Dalam keterbatasannya, Doni memiliki semangat juang yang tinggi, tidak mudah baginya untuk dapat mengerjakan tugas tugas kuliah yang begitu banyak, yang mungkin bagi sebagian orang normal mudah saja untuk mengerjakannya.
Sebuah prinsip hidup yang selalu ditanamkan orang tuanya semenjak kecil membuat Doni punya semangat hidup seperti sekarang ini. Keterbatasan yang kita miliki bukanlah alasan untuk menjadikan hidup kita terbatas, semua dapat kita lakukan asal kita yakin bahwa kita mampu melakukannya.
Itulah yang membuat Indah kagum pada Doni.
***********
Siang itu seperti biasanya Indah berkunjung ke rumah Doni, namun menurut keterangan Mbok Nah, Doni sedang menjalani terapi. Karena menurut Mbo Nah sebentar lagi kembali Indah memutuskan untuk menunggu di kamar Doni sambil mengerjakan skripsinya, dan sudah atas seijin Doni bahwa Indah dapat kapan saja menggunakan laptop Doni untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Saat sedang mengetik tugasnya, tiba tiba tanpa sengaja Indah menemukan sebuah file yang berisi catatan harian Doni, di sana Ia menemukan sebuah puisi :
Tuhan…
Terima kasih untuk sebuah keindahan yang telah Kau hadirkan dalam hidupku
Indah senyumnya
Indah tutur katanya
Indah bahasa tubuhnya
Indah tingkah lakunya
Indah mata dan mata hatinya
walau kutahu, semua keindahan ini hanya dapat kulihat dan kurasakan namun tak mungkin dapat kumiliki ….
Indah terdiam, batinnya bertanya “apakah Doni menyukaiku? Tidak…tidak mungkin, aku tidak boleh membiarkan ini terjadi”
Bergegas ia pun pamit pulang kepada Mbok Nah dan setibanya di rumah, segera Ia menelepon Tante Tina dan mengabarkan bahwa Ia tidak bisa lagi menemani Doni.
Keputusan untuk berhenti menemani Doni inilah yang membuat hatinya galau hingga Ia tak mampu memejamkan mata malam ini, hati kecilnya seolah berontak, apa salah Doni sehingga Ia tega meninggalkannya? Hanya karena puisi itu? Terlalu naif rasanya bila hanya karena sebuah puisi Ia pergi meninggalkan Doni.
Apakah penderita cerebral palsy tidak boleh memiliki cinta?
“Doni tidak pernah menyatakan cinta padaku, aku yang terlalu kegeeran, bodoh… sungguh bodoh bila aku harus meninggalkan orang yang begitu hebat hanya karena kegeeranku yang gak jelas”
Tak sabar menunggu datangnya pagi, diambilnya hape dan diketiknya sebuah sms ” Tante Tina yang baik hati, mohon maaf bila aku mengganggu, semoga Tante belum mencari pengganti aku untuk menemani Doni, ijinkan aku untuk tetap menemani Doni, Tante..”
Pesan pun terkirim…
********
Catatan
Menurut wikipedia,
Tuna Daksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuromuskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.
Cerebral palsy adalah suatu gangguan atau kelainan yang terjadi pada suatu kurun waktu dalam perkembangan anak, mengenai sel-sel motorik di dalam susunan saraf pusat, bersifat kronik dan tidak progresif akibat kelainan atau cacat pada jaringan otak yang belum selesai pertumbuhannya.
dikutip: http://fiksi.kompasiana.com/cerpen/2012/03/14/hati-seorang-tuna-daksa/
Monday 8 October 2012
KENALI TUNAWICARA LEBIH JAUH
Tunawicara merupakan individu yang mengalami kesulitan berbicara.
Hal ini dapat disebabkan oleh kurang atau tidak berfungsinya alat-alat
bicara, seperti rongga mulut, lidah, langit-langit dan pita suara.
Selain itu, kurang atau tidak berfungsinya organ pendengaran,
keterlambatan perkembangan bahasa, kerusakan pada system saraf dan
struktur otot, serta ktidakmampuan dalam control gerak juga dapat
mengakibatkan keterbatasan dalam berbicara. DI antara individu yang
mengalami kesulitan berbicara ada yang sama sekali tidak dapat
berbicara, dapat mengeluarkan bunyi tetapi tidak mengucapkan kata-kata
dan ada yang dapat berbicara tetapi tidak jelas.
Disabilitas pendengaran pada umumnya dialami oleh individu yang lahir sebelum waktunya (premature). Penyandang disabilitas bicara ini memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki suara sengau, cadel, bicara tidak jelas dan tidak mengeluarkan suara saat berbicara, cenderung pendiam, pandangan tertuju pada satu obyek, menggunakan komunikasi non verbal dan bahasa tubuh untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan keinginan, serta lebih memilih berkomunikasi secara tertulis.
Masalah yang utama pada diri seorang tunawicara adalah mengalami kehilangan/terganggunya fungsi pendengaran (tunarungu) dan atau fungsi bicara (tunawicara), yang disebabkan karena bawaan lahir, kecelakaan maupun penyakit. Umumnya anak dengan gangguan dengar/wicara yang disebabkan karena faktor bawaan (keturunan/genetik) akan berdampak pada kemampuan bicara Walaupun tidak selalu. Sebaliknya anak yang tidak/kurang dapat bicara umumnya masih dapat menggunakan fungsi pendengarannya walaupun tidak selalu. Anak dengan gangguan dengar/wicara dikelompokan sebagai berikut :
a) Ringan (20 – 30 db)
Umumnya mereka masih dapat berkomunikasi dengan baik, hanya kata-kata tertentu saja yang tidak dapat mereka dengar langsung, sehingga pemahaman mereka menjadi sedikit terhambat.
b) Sedang (40 – 60 db)
Mereka mulai mengalami kesulitan untuk dapat memahami pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar adalah suara radio dengan volume maksimal
c) Berat/parah (di atas 60 db)
Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti pembicaraan orang lain, suara yang mampu mereka dengar adalah suara yang sama kerasnya dengan jalan pada jam-jam sibuk. Biasanya kalau masuk dalam kategori ini sudah menggunakan alat bantu dengar, mengandalkan pada kemampuan membaca gerak bibir, atau bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Disabilitas pendengaran pada umumnya dialami oleh individu yang lahir sebelum waktunya (premature). Penyandang disabilitas bicara ini memiliki beberapa karakteristik antara lain memiliki suara sengau, cadel, bicara tidak jelas dan tidak mengeluarkan suara saat berbicara, cenderung pendiam, pandangan tertuju pada satu obyek, menggunakan komunikasi non verbal dan bahasa tubuh untuk mengungkapkan pendapat, pikiran dan keinginan, serta lebih memilih berkomunikasi secara tertulis.
Masalah yang utama pada diri seorang tunawicara adalah mengalami kehilangan/terganggunya fungsi pendengaran (tunarungu) dan atau fungsi bicara (tunawicara), yang disebabkan karena bawaan lahir, kecelakaan maupun penyakit. Umumnya anak dengan gangguan dengar/wicara yang disebabkan karena faktor bawaan (keturunan/genetik) akan berdampak pada kemampuan bicara Walaupun tidak selalu. Sebaliknya anak yang tidak/kurang dapat bicara umumnya masih dapat menggunakan fungsi pendengarannya walaupun tidak selalu. Anak dengan gangguan dengar/wicara dikelompokan sebagai berikut :
a) Ringan (20 – 30 db)
Umumnya mereka masih dapat berkomunikasi dengan baik, hanya kata-kata tertentu saja yang tidak dapat mereka dengar langsung, sehingga pemahaman mereka menjadi sedikit terhambat.
b) Sedang (40 – 60 db)
Mereka mulai mengalami kesulitan untuk dapat memahami pembicaraan orang lain, suara yang mampu terdengar adalah suara radio dengan volume maksimal
c) Berat/parah (di atas 60 db)
Kelompok ini sudah mulai sulit untuk mengikuti pembicaraan orang lain, suara yang mampu mereka dengar adalah suara yang sama kerasnya dengan jalan pada jam-jam sibuk. Biasanya kalau masuk dalam kategori ini sudah menggunakan alat bantu dengar, mengandalkan pada kemampuan membaca gerak bibir, atau bahasa isyarat untuk berkomunikasi.
Karakteristik tunawicara:
a) Berbicara keras dan tidak jelas
b) Suka melihat gerak bibir atau gerak tubuh teman bicaranya
c) Telinga mengeluarkan cairan
d) Menggunakan alat bantu dengar
e) Bibir sumbing
f) Suka melakukan gerakan tubuh
g) Cenderung pendiam
h) Suara sengau
i) Cadel
Cara membantu tunawicara:
a) Bicara harus jelas dengan ucapan yang benar
b) Gunakan kalimat sederhana dan singkat
c) Gunakan komunikasi non verbal seperti gerak bibir atau gerakan tangan
d) Gunakan pulpen dan kertas untuk menyampaikan pesan
e) Bicara berhadapan muka
f) Latihan gerak bibir dengan cermin
g) Latihan menggunakan bahasa isyarat
h) Jika masih memungkinkan, periksakan kepada tenaga profesional untuk mendapatkan alat bantu dengar.
dikutip: http://www.kartunet.com/articles/2012/10/22/kenali-tunawicara-lebih-jauh
dikutip: http://www.kartunet.com/articles/2012/10/22/kenali-tunawicara-lebih-jauh
Inilah Aplikasi SMS Untuk Tuna Netra
Aplikasi Brailletouch dioperasikan dengan menggunakan enam jari.
Para peneliti mengembangkan teknologi baru untuk membantu orang buta mengirim pesan pendek atau SMS dengan menggunakan layar sentuh. Tim peneliti perusahaan Georgia Tech memproduksi aplikasi Brailletouch berdasarkan sistem penulisan Braille. Rencananya aplikasi ini akan tersedia untuk telepon keluaran Apple dan Android. Kecepatan mengetik dengan aplikasi baru ini dilaporkan enam kali lebih cepat dibandingkan metode yang ada sekarang untuk pengguna yang tidak bisa melihat.
Akses teknologi bagi orang-orang yang mempunyai masalah penglihatan belakangan ini menjadi persoalan yang makin besar di tengah pertumbuhan peralatan dengan sistem layar sentuh. Menurut sejumlah ahli, teknologi yang tersedia saat ini seperti teknologi Voiceover dari Apple memang bisa berfungsi tetapi terlalu lamban sehingga penggunaannya tidak efektif.
Brailletouch -yang diharapkan akan diluncurkan dalam waktu beberapa pekan mendatang- menggunakan sistem yang dikendalikan dengan enam jari dan -yang paling penting- tidak membutuhkan gerakan tangan. "Pengguna yang bisa mengetik Braille tidak pernah menggerakkan tangan mereka," jelas Mario Romero, peneliti utama dalam proyek ini.
"Ketika pengguna memegang telepon mereka memegang dengan layar yang membelakangi mereka dalam bentuk melebar. Mereka menggunakan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis di kedua tangan untuk telepon itu." "Bukan seperti keyboard Qwerty yang digerakkan ke atas dan ke bawah. Begitulah cara kerjanya, kita bisa menggunakan hanya dengan enam kunci," tambah Mario.
aplikasi-aplikasi serupa dengan brailletouch yang diurut berdasarkan harga
pola karakter huruf braille dalam aplikasi brailletouch
desain brailletouch untuk iphone
bagian belakang
penulisan huruf-huruf dilakukan dengan menekan tombol/kombinasi tombol seperti gambar diatas, buat tombol tambahan seperti spasi dan backspace dengan menekan tombol ditengah (tombol 7), buat baxkspace dengan menekan kombinasi tombol 6 dengan spasi. aplikasi brailletouch dilengkapi dengan suara
Wanita Tuna Netra Keturunan Asia Juara Master Chef Amerika
Rabu, 19 September 2012 00:30 WIB
Christine adalah seorang tuna netra yang memasak hanya dengan mengandalkan insting serta indera perasa dan pencuiman. Dalam kontes masak ini, ia adalah satu-satunya peserta tuna netra yang pernah ada dalam acara tersebut.
Christine Ha mengatakan, dia mampu bersaing dengan para kontestan lain, karena ia tak dilahirkan buta. Penyakit auto-inmun yang menyerang saraf optik, membuat dirinya mengalami kebutaan sejak 5 tahun lalu.
Pada babak final akhir, Ha melawan Josh Marks, seorang tentara Amerika, untuk memenangkan hadiah sebesar $250.000 atau setara Rp 2,3 miliar dan sebuah buku masak.
Sajian salad pepaya Thailand berhasil membawa Ha pada kunci kemenangan. Perpaduan rasa pedas, manis dan asin yang seimbang berhasil mengalahkan masakan lobster buatan Josh.
"Memenangkan MasterChef adalah pencapaian terbesar dalam hidupku. Kemenangan ini membuatku percaya pada diriku dan yakin dengan intuisiku," ujarnya.
dikutip:| http://atjehpost.com/read/2012/09/19/21477/0/51/Wanita-Tuna-Netra-Keturunan-Asia-Juara-Master-Chef-Amerika
Karakteristik Tunanetra
Karakteristik
1. Tunanetra
a. Fisik
Keadan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya.perbedaan nyata diantaranya mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya. Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik antara lain: mata juling, sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata selalu berair dan sebagainya.
b. Perilaku
1) Beberapa gejala tingkah laku pada anak yang mengalami gangguan penglihatan dini antara lain; berkedip lebih banyak dari biasanya. menyipitkan mata, tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh.
2) Adanya keluhan-keluhan antara lain : mata gatal, panas, pusing, kabur atau penglihatan ganda.
c. Psikis.
1) Menta/Intelektual
Tidak berbeda jauh dengan anak normal. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pda batas atas sampai batas bawah.
2) Sosial
Kadangkala ada keluarga yang belum siap menerima anggota keluarga yang tuna netra sehingga menimbulkan ketegangan/gelisah di antara keluarga. Seorang tunanetra biasanya mengalami hambatan kepribadian seperti curiga terhadap orang lain, perasaan mudah tersinggung dan ketergantungan yang berlebihan.
2. Low Vision
Ciri-ciri antara lain :
a. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat
b. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar
c. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.
dikutip: http://widypsikologi.wordpress.com/2010/05/29/karakteristik-tunanetra/
1. Tunanetra
a. Fisik
Keadan fisik anak tunanetra tidak berbeda dengan anak sebaya lainnya.perbedaan nyata diantaranya mereka hanya terdapat pada organ penglihatannya. Gejala tunanetra yang dapat diamati dari segi fisik antara lain: mata juling, sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, gerakan mata tak beraturan dan cepat, mata selalu berair dan sebagainya.
b. Perilaku
1) Beberapa gejala tingkah laku pada anak yang mengalami gangguan penglihatan dini antara lain; berkedip lebih banyak dari biasanya. menyipitkan mata, tidak dapat melihat benda-benda yang agak jauh.
2) Adanya keluhan-keluhan antara lain : mata gatal, panas, pusing, kabur atau penglihatan ganda.
c. Psikis.
1) Menta/Intelektual
Tidak berbeda jauh dengan anak normal. Kecenderungan IQ anak tunanetra ada pda batas atas sampai batas bawah.
2) Sosial
Kadangkala ada keluarga yang belum siap menerima anggota keluarga yang tuna netra sehingga menimbulkan ketegangan/gelisah di antara keluarga. Seorang tunanetra biasanya mengalami hambatan kepribadian seperti curiga terhadap orang lain, perasaan mudah tersinggung dan ketergantungan yang berlebihan.
2. Low Vision
Ciri-ciri antara lain :
a. Menulis dan membaca dengan jarak yang sangat dekat
b. Hanya dapat membaca huruf yang berukuran besar
c. Memicingkan mata atau mengerutkan kening terutama di cahaya terang atau saat mencoba melihat sesuatu.
dikutip: http://widypsikologi.wordpress.com/2010/05/29/karakteristik-tunanetra/
DIAGNOSA AUTISME
Sejauh
ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung autisme.
Diagnosa yang paling tepat adalah dengan cara seksama mengamati
perlilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat
perkembangannya. Dikarenakan banyaknya perilaku autisme juga disebabkan
oleh adanya kelainan kelainan lain (bukan autisme) sehingga tes klinis
dapat pula dilakukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain
tersebut.
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme. Dokter ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan / training mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autisme dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autisme dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat
dikutip: http://puterakembara.org/archives8/00000005.shtml
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme. Dokter ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan / training mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autisme dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autisme dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat
dikutip: http://puterakembara.org/archives8/00000005.shtml
Monday 1 October 2012
Ciri dan Mitos Autisme
Sejauh ini tidak ditemukan tes klinis yang dapat mendiagnosa langsung
autisme. Diagnosa yang paling tepat adalah dengan cara seksama mengamati
perlilaku anak dalam berkomunikasi, bertingkah laku dan tingkat
perkembangannya. Dikarenakan banyaknya perilaku autisme juga disebabkan
oleh adanya kelainan kelainan lain (bukan autis) sehingga tes klinis
dapat pula dilakukan untuk memastikan kemungkinan adanya penyebab lain
tersebut.
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme. Dokter ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan / training mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autisme dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat.
Seperti apakah anak yang terkena autisme?
Sejak lahir sampai dengan umur 24 - 30 bulan anak anak yang terkena autisme umumnya terlihat normal. Setelah itu orang tua mulai melihat perubahan seperti keterlambatan berbicara, bermain dan berteman (bersosialisasi). Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak. Kemampuan dan perilaku dibawah ini adalah beberapa kelainan yang disebabkan oleh autisme.
Komunikasi:
Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat.
Bersosialisasi (berteman)
Lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri daripada dengan orang lain. Tidak tertarik untuk berteman. Tidak bereaksi terhadap isyarat isyarat dalam bersosialisasi atau berteman seperti misalnya tidak menatap mata lawan bicaranya atau tersenyum.
Kelainan penginderaan
Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
Bermain
Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
Perilaku
Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari hari.
kembali keatas
Mitos mengenai Autisme
Mitos-1 : Anak dengan kelainan autisme tidak pernah memandang mata lawan bicara-nya.
Banyak anak penyandang autisme ternyata dapat melakukan kontak mata tapi kontak mata tersebut mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat dan sedikit berbeda dengan anak anak yang normal. Banyak diantaranya dapat bertatap muka, tersenyum dan meng-ekspresikan komunikasi non-verbal (bahasa tubuh) dengan baik.
Mitos-2 : Anak dengan kelainan autisme adalah anak jenius
Mitos yang menyatakan didalam anak penyandang autis tersembunyi kemampuan jenius mungkin dapat terjadi karena berbedanya kemampuan yang di-tunjukkan oleh anak penyandang autisme. Mereka dapat menunjukkan kemampuan fisik yang baik tetapi tidak dapat berbicara. Seorang anak autis dapat mengingat tanggal ulang tahun dari semua teman sekelasnya akan tetapi mengalami kesulitan kapan harus menggunakan kata 'kamu' atau 'saya'. Anak autis dapat membaca dengan artikulasi yang baik tetapi tidak dapat mengerti apa yang baru mereka baca. Anak autis dapat mempunyai IQ yang sangat tinggi. Sebagian besar anak autis menunjukkan keterlambatan dalam beberapa hal yang menggunakan ataupun memerlukan proses mental. Persentasi anak autis yang mempunyai intelegensi diatas normal ataupun dibawah normal adalah sangat kecil.
Mitos-3 : Anak dengan kelainan autisme tidak berbicara
Banyak anak penyandang autis dapat mempunyai kemampuan berbahasa dengan baik. Sebagian besar dari mereka dapat berkomunikasi dengan menggunakan simbol, gambar, komputer ataupun peralatan elektronik.
Mitos-4 : Anak dengan kelainan autisme tidak dapat menunjukkan kasih sayang
Barangkali mitos yang paling berlebihan adalah menganggap anak penyandang autisme tidak dapat menerima ataupun memberikan kasih sayang. Kita mengetahui bahwa stimulasi sensor anak autis diproses dengan cara yang berbeda dengan anak normal sehingga mengakibatkan anak autis mengalami kesulitan dalam meng-ekspresikan kasih sayang dengan cara yang lazim dilakukan oleh anak normal. Anak autis dapat memberikan dan menerima kasih sayang dengan cara mereka sendiri, kadangkala anggota keluarga ataupun teman mereka harus sabar menunggu dan belajar untuk dapat mengerti dan menghargai kemampuan anak autis yang terbatas dalam berhubungan dengan orang lain.
Mitos - mitos lainnya :
Autisme adalah akibat salah asuhan orang tua
Anak autis adalah anak yang tidak disiplin dan tidak dapat diatur dan ini hanyalah kelainan perilaku.
Kebanyakan orang autis berpendidikan dan ahli terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya seperti digambarkan dengan sangat bagus dalam film 'Rain Man' yang diperankan oleh Dustin Hoffman.
1. Anak autis adalah anak anak tanpa perasaan dan emosi
2. Anak autis tidak menyukai daya tarik fisik
3. Anak autis tidak tersenyum
4. Anak Autis tidak menginginkan teman
5. Anak autis dapat berbicara jika mereka mau
6. Autisme adalah ketidak mampuan emosional
dikutip: http://puterakembara.org/archives8/00000002.shtml
Karena karakteristik dari penyandang autisme ini banyak sekali ragamnya sehingga cara diagnosa yang paling ideal adalah dengan memeriksakan anak pada beberapa tim dokter ahli seperti ahli neurologis, ahli psikologi anak, ahli penyakit anak, ahli terapi bahasa, ahli pengajar dan ahli profesional lainnya dibidang autisme. Dokter ahli / praktisi profesional yang hanya mempunyai sedikit pengetahuan / training mengenai autisme akan mengalami kesulitan dalam men-diagnosa autisme. Kadang kadang dokter ahli / praktisi profesional keliru melakukan diagnosa dan tidak melibatkan orang tua sewaktu melakukan diagnosa. Kesulitan dalam pemahaman autisme dapat menjurus pada kesalahan dalam memberikan pelayanan kepada penyandang autisme yang secara umum sangat memerlukan perhatian yang khusus dan rumit.
Hasil pengamatan sesaat belumlah dapat disimpulkan sebagai hasil mutlak dari kemampuan dan perilaku seorang anak. Masukkan dari orang tua mengenai kronologi perkembangan anak adalah hal terpenting dalam menentukan keakuratan hasil diagnosa. Secara sekilas, penyandang autis dapat terlihat seperti anak dengan keterbelakangan mental, kelainan perilaku, gangguan pendengaran atau bahkan berperilaku aneh dan nyentrik. Yang lebih menyulitkan lagi adalah semua gejala tersebut diatas dapat timbul secara bersamaan.
Karenanya sangatlah penting untuk membedakan antara autisme dengan yang lainnya sehingga diagnosa yang akurat dan penanganan sedini mungkin dapat dilakukan untuk menentukan terapi yang tepat.
Seperti apakah anak yang terkena autisme?
Sejak lahir sampai dengan umur 24 - 30 bulan anak anak yang terkena autisme umumnya terlihat normal. Setelah itu orang tua mulai melihat perubahan seperti keterlambatan berbicara, bermain dan berteman (bersosialisasi). Autisme adalah kombinasi dari beberapa kelainan perkembangan otak. Kemampuan dan perilaku dibawah ini adalah beberapa kelainan yang disebabkan oleh autisme.
Komunikasi:
Kemampuan berbahasa mengalami keterlambatan atau sama sekali tidak dapat berbicara. Menggunakan kata kata tanpa menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu singkat.
Bersosialisasi (berteman)
Lebih banyak menghabiskan waktunya sendiri daripada dengan orang lain. Tidak tertarik untuk berteman. Tidak bereaksi terhadap isyarat isyarat dalam bersosialisasi atau berteman seperti misalnya tidak menatap mata lawan bicaranya atau tersenyum.
Kelainan penginderaan
Sensitif terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah) dari mulai ringan sampai berat.
Bermain
Tidak spontan / reflek dan tidak dapat berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura pura.
Perilaku
Dapat menjadi sangat hiperaktif atau sangat pasif (pendiam). Marah tanpa alasan yang masuk akal. Amat sangat menaruh perhatian pada satu benda, ide, aktifitas ataupun orang. Tidak dapat menunjukkan akal sehatnya. Dapat sangat agresif ke orang lain atau dirinya sendiri. Seringkali sulit mengubah rutinitas sehari hari.
kembali keatas
Mitos mengenai Autisme
Mitos-1 : Anak dengan kelainan autisme tidak pernah memandang mata lawan bicara-nya.
Banyak anak penyandang autisme ternyata dapat melakukan kontak mata tapi kontak mata tersebut mungkin dilakukan dalam jangka waktu yang lebih singkat dan sedikit berbeda dengan anak anak yang normal. Banyak diantaranya dapat bertatap muka, tersenyum dan meng-ekspresikan komunikasi non-verbal (bahasa tubuh) dengan baik.
Mitos-2 : Anak dengan kelainan autisme adalah anak jenius
Mitos yang menyatakan didalam anak penyandang autis tersembunyi kemampuan jenius mungkin dapat terjadi karena berbedanya kemampuan yang di-tunjukkan oleh anak penyandang autisme. Mereka dapat menunjukkan kemampuan fisik yang baik tetapi tidak dapat berbicara. Seorang anak autis dapat mengingat tanggal ulang tahun dari semua teman sekelasnya akan tetapi mengalami kesulitan kapan harus menggunakan kata 'kamu' atau 'saya'. Anak autis dapat membaca dengan artikulasi yang baik tetapi tidak dapat mengerti apa yang baru mereka baca. Anak autis dapat mempunyai IQ yang sangat tinggi. Sebagian besar anak autis menunjukkan keterlambatan dalam beberapa hal yang menggunakan ataupun memerlukan proses mental. Persentasi anak autis yang mempunyai intelegensi diatas normal ataupun dibawah normal adalah sangat kecil.
Mitos-3 : Anak dengan kelainan autisme tidak berbicara
Banyak anak penyandang autis dapat mempunyai kemampuan berbahasa dengan baik. Sebagian besar dari mereka dapat berkomunikasi dengan menggunakan simbol, gambar, komputer ataupun peralatan elektronik.
Mitos-4 : Anak dengan kelainan autisme tidak dapat menunjukkan kasih sayang
Barangkali mitos yang paling berlebihan adalah menganggap anak penyandang autisme tidak dapat menerima ataupun memberikan kasih sayang. Kita mengetahui bahwa stimulasi sensor anak autis diproses dengan cara yang berbeda dengan anak normal sehingga mengakibatkan anak autis mengalami kesulitan dalam meng-ekspresikan kasih sayang dengan cara yang lazim dilakukan oleh anak normal. Anak autis dapat memberikan dan menerima kasih sayang dengan cara mereka sendiri, kadangkala anggota keluarga ataupun teman mereka harus sabar menunggu dan belajar untuk dapat mengerti dan menghargai kemampuan anak autis yang terbatas dalam berhubungan dengan orang lain.
Mitos - mitos lainnya :
Autisme adalah akibat salah asuhan orang tua
Anak autis adalah anak yang tidak disiplin dan tidak dapat diatur dan ini hanyalah kelainan perilaku.
Kebanyakan orang autis berpendidikan dan ahli terkemuka dalam bidang ilmu pengetahuan dan bidang lainnya seperti digambarkan dengan sangat bagus dalam film 'Rain Man' yang diperankan oleh Dustin Hoffman.
1. Anak autis adalah anak anak tanpa perasaan dan emosi
2. Anak autis tidak menyukai daya tarik fisik
3. Anak autis tidak tersenyum
4. Anak Autis tidak menginginkan teman
5. Anak autis dapat berbicara jika mereka mau
6. Autisme adalah ketidak mampuan emosional
dikutip: http://puterakembara.org/archives8/00000002.shtml
Mengenal beberapa klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Anak berkebutuhan khusus (Heward) adalah
anak dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya
tanpa selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Yang termasuk kedalam ABK antara lain: tunanetra, tunarungu,tunagrahita,
tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan perilaku, anak
berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak
berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat.
Karena karakteristik dan hambatan yang
dimilki, ABK memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang
disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi
tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan
Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.
Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB)
sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk
tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita,
SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB
bagian G untuk cacat ganda.
A. Tunanetra
Tunanetra adalah individu yang memiliki
hambatan dalam penglihatan. tunanetra dapat diklasifikasikan kedalam dua
golongan yaitu: buta total(Blind) dan low vision. Definisi Tunanetra
adalah individu yang memiliki lemah penglihatan atau akurasi penglihatan
kurang dari 6/60 setelah dikoreksi atau tidak lagi memiliki
penglihatan. Karena tunanetra memiliki keterbataan dalam indra
penglihatan maka proses pembelajaran menekankan pada alat indra yang
lain yaitu indra peraba dan indra pendengaran. Oleh karena itu prinsip
yang harus diperhatikan dalam memberikan pengajaran kepada individu
tunanetra adalah media yang digunakan harus bersifat taktual dan
bersuara, contohnya adalah penggunaan tulisan braille, gambar timbul,
benda model dan benda nyata. sedangkan media yang bersuara adalah tape
recorder dan peranti lunak JAWS.
Untuk membantu tunanetra beraktivitas di sekolah luar biasa mereka
belajar mengenai Orientasi dan Mobilitas. Orientasi dan Mobilitas
diantaranya mempelajari bagaimana tunanetra mengetahui tempat dan arah
serta bagaimana menggunakan tongkat putih (tongkat khusus tunanetra yang
terbuat dari alumunium)
B. Tunarungu
Tunarungu adalah individu yang memiliki
hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen.
Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:
Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB), Gangguan pendengaran
ringan(41-55dB), Gangguan pendengaran sedang(56-70dB), Gangguan
pendengaran berat(71-90dB), Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas
91dB).
Karena memiliki hambatan dalam
pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam berbicara
sehingga mereka biasa disebut tunawicara.
Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk
abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat
bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah
sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan
melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu
tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang
abstrak.
C. Tunagrahita
Tunagrahita adalah individu yang memiliki
intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai
dengan ketidakmampuan dalam adaptasi prilaku yang muncul dalam masa
perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.
Tunagrahita ringan (IQ : 51-70), Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),
Tunagrahita berat (IQ : 20-35), Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah
20). Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada
kemampuan bina diri dan sosialisasi.
D. Tunadaksa
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio,
dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu
memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat
ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik
dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki
keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol
gerakan fisik.
E. Tunalaras
Tunalaras adalah individu yang mengalami
hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu
tunalaras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai
dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tunalaras dapat
disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh
dari lingkungan sekitar.
F. Kesulitan belajar
Adalah individu yang memiliki gangguan
pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman
dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi
kemampuan berfikir, membaca,berhitung, berbicara yang disebabkan karena gangguan persepsi, brain injury, disfungsi minimal otak, dislexia,
dan afasia perkembangan. individu kesulitan belajar memiliki IQ
rata-rata atau diatas rata-rata, mengalami gangguan motorik
persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan
ruang dan keterlambatan perkembangan konsep.
dikutip: http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus
Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)
Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan
atausebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami
berbagaijkelainan dan penyimpangan yang tidak dialami oleh orang normal
padaumumnya. Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka yang
disebutluar biasa dapat berupa kelainan dalam segi fisik, psikis,
sosial, dan moral.Pengertian “Luar Biasa” dalam dunia pendidikan
mempunyai ruanglingkup pengertian yang lebih luas daripada pengertian
“berkelainan ataucacat” dalam percakapan sehari-hari. Dalam dunia
pendidikan istilah luarbiasa mengandung pengertian ganda, yaitu mereka
yang menyimpang ke ataskarena mereka memiliki kemampuan yang luar biasa
dibanding dengan orangnormal pada umumnya dan mereka yang menyimpang ke
bawah, yaitumereka yang menderita kelainan atau ketunaan dan kekurangan
yang tidakdiderita oleh orang normal pada umumnya.Anak Berkebutuhan
Khusus (dulu disebut sebagai anak luar biasa)didefinisikan sebagai anak
yang memerlukan pendidikan dan layanan khususuntuk mengembangkan potensi
kemanusiaan mereka secara sempurna. Anak Luar Biasa juga dapat
didefinisikan sebagai Anak yang Berkebutuhan Khusus.Anak luar biasa
disebut sebagai Anak Berkebutuhan Khusus, karena dalamrangka untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, anak ini membutuhkan bantuanlayanan
pendidikan, layanan sosial, layanan bimbingan dan konseling danberbagai
jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.Sedangkan menurut pendapat H.
Koestoer Parto Wisastro, S.Psy.dalam bukunya “Dinamika dalam Psikologi
Pendidikan” menjelaskan bahwaanak-anak luar biasa atau anak-anak khusus
ialah seorang anak yangmempunyai kelainan dalam bidang intelektual,
fisik, sosial, atau emosionaldemikian jelasnya daripada perkembangan
serta pertumbuhan yang dianggapnormal, sehingga ia tidak dapat menerima
pendidikan dari sekolah-sekolahbiasa
dikutip: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2194381-pengertian-anak-berkebutuhan-khusus-abk/#ixzz282QQb1Km
Subscribe to:
Posts (Atom)